Budaya yaitu segala sesuatu yang harus diketahui [nilai
dan norma] dan dilaksanakan oleh orang agar dapat bersosialisasi dengan
masyarakat lain. Indonesia memiliki banyak ragam budaya dan bahasa yang
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Hipotesis Whorf [WHORFIAN HYPOTHESIS]
Struktur bahasa sangat mempengaruhi bagaimana pembicara memandang dunia serta hubungannya dengan dunia luar [eksternal]. Oleh karena itu jenis kosakata, susunan kosakata/kalimat, dan tata bahasa sangat mempengaruhi perilaku seseorang.
Kesimpulannya: sebenarnya sebuah Bahasa melengkapi penggunanya dengan system pengetahuan tentang bahasa lain [metalingua: penhgetahuan tentang unsure internal bahasa itu sendiri] sehingga pengguna mempunyai bekal jika berhadapan dengan pengguna bahasa lain.
Sistem kekerabatan
Kekerabatan berarti berbicara seputar ikatan darah, pernikahan, gererasi penerus, umur, dan level seseorang dalam keluarga yang sangat penting dalam organisasi social.
Dalam berbagai budaya ada beberapa fakta tentang bahasa dalam nama kekerabatan:
1. nama jenis kekerabatan digunakan oleh orang yang jelas-jelas bukan anggota kekerabatan. Misalnya dalam Budaya Vietnam; Pnggilan Kakak perempuan digunakan juga untuk memanggil teman dekat anak teman orangtua kita.
2. perbedaan jenis hubungan kekerabatan dipanggil dengan nama yang sama. Misal [Menurut Hundson, 1980] satu nama panggilan menunjukkan jenis jabatan kekerabatan yang beda pada suku Njamal [Aborigin Australia] Pangilan ayah dapat dipakai untuk Ayah kandung, paman, dan om.
Jika kondisi social berubah kita bisa menebak bahwa system kekerabatan akan berubah menyesuaikan dengan kondisi yang baru. Keenderungan sekarang, nama panggilan dalam hubungan kekerabatan menjadi satu kata daripada satu frase, misal: adik laki-laki ayah = paman.
Taksonomi
Taksonomi bahasa ialah salah satu cara untuk mengklasifikasi bagian tertentu dalam bahasa sehingga menimbulkan suatu rasa pas yang dapat digunakan dalam masyarakat. Misal level penggunaan bahasa dan jenis kata ganti oarng dalam Bhasa Palaung [Bahasa yang digunakan oleh orang Burma].
Jenis warna
Jenis warna dapat digunakan untuk meng-explore hubungan antara bahasa dan bahasa. Kadang-kadang kita tidak bisa langsung menerjemahkan macam-macam warna dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa memasukkan sedikit perubahan pada maknanya.
Jenis warna [menurut Berlin dan Kay] tergantung pada beragamnya budaya dan teknologi [peralatan] yang digunakan.
2 kesimpulan tentang jenis warna:
1. tidak perduli jenis bahasa apa yang digunakan orang, spectrum warna disusun secara sitematis.
2. suatu budaya mempunyai tipikal/jenis warna konsisten dan seragam yang disepakati oleh masyarakat pengguna.
Teori Prototype
Konsep-konsep sering dianggap sebagai prototype yang mana masyarakat kenyataannya mengklasifikasi suatu obyek secara konsisten berdasarkan jenis/macamnya.
Menurut Hundson, teori prototype memberi kemungkinan, jika kita berkominikasi kita tidak hanya melihat konsep yang mungkin dibentuk tetapi bagaimana kita memperoleh kompetensi social dalam penggunaan bahasa. Jadi saat kita berbicara kita harus menyesuaikan bahasa dengan situasi dan lawan bicara yang memandang konsep itu.
Tabu dan eufimisme
Kosakata Tabu ialah kosakata yang dianggap tidak pantas untuk diucapkan yang disebabkan alasan magis, kode moral, dan penghindaran dari sesuatu yang merugikan anggota kelompok. Beberapa kasus Bahasa Tabu muncul dalam kondisi Bilingual [haas, 1951], misal: orang Thailand tabut mengucapkan “yet” dalam Bahasa Inggris karena “jed” dalam Bahasa Thai berarti bersenggama.
Eufimisme ialah kondisi dimana masyarakat menghindari kata-kata tabu dengan memperhalus kosakata. Dengan mewadahi kata-kata tabu [mewujudkan kosakata dalam bentuk kosakata lain], eufimisme lebih sering digunakan dalam masyarakat.
Eufimisme memberi kenetralan masyarakat dalam mengungkapkan kosakata yang tidak enak didengar sehingga menjadi kosakata yang pantas diucapkan.
sumber : http://www.untukku.com/artikel-untukku/bahasa-dan-budaya-untukku.html
Hipotesis Whorf [WHORFIAN HYPOTHESIS]
Struktur bahasa sangat mempengaruhi bagaimana pembicara memandang dunia serta hubungannya dengan dunia luar [eksternal]. Oleh karena itu jenis kosakata, susunan kosakata/kalimat, dan tata bahasa sangat mempengaruhi perilaku seseorang.
Kesimpulannya: sebenarnya sebuah Bahasa melengkapi penggunanya dengan system pengetahuan tentang bahasa lain [metalingua: penhgetahuan tentang unsure internal bahasa itu sendiri] sehingga pengguna mempunyai bekal jika berhadapan dengan pengguna bahasa lain.
Sistem kekerabatan
Kekerabatan berarti berbicara seputar ikatan darah, pernikahan, gererasi penerus, umur, dan level seseorang dalam keluarga yang sangat penting dalam organisasi social.
Dalam berbagai budaya ada beberapa fakta tentang bahasa dalam nama kekerabatan:
1. nama jenis kekerabatan digunakan oleh orang yang jelas-jelas bukan anggota kekerabatan. Misalnya dalam Budaya Vietnam; Pnggilan Kakak perempuan digunakan juga untuk memanggil teman dekat anak teman orangtua kita.
2. perbedaan jenis hubungan kekerabatan dipanggil dengan nama yang sama. Misal [Menurut Hundson, 1980] satu nama panggilan menunjukkan jenis jabatan kekerabatan yang beda pada suku Njamal [Aborigin Australia] Pangilan ayah dapat dipakai untuk Ayah kandung, paman, dan om.
Jika kondisi social berubah kita bisa menebak bahwa system kekerabatan akan berubah menyesuaikan dengan kondisi yang baru. Keenderungan sekarang, nama panggilan dalam hubungan kekerabatan menjadi satu kata daripada satu frase, misal: adik laki-laki ayah = paman.
Taksonomi
Taksonomi bahasa ialah salah satu cara untuk mengklasifikasi bagian tertentu dalam bahasa sehingga menimbulkan suatu rasa pas yang dapat digunakan dalam masyarakat. Misal level penggunaan bahasa dan jenis kata ganti oarng dalam Bhasa Palaung [Bahasa yang digunakan oleh orang Burma].
Jenis warna
Jenis warna dapat digunakan untuk meng-explore hubungan antara bahasa dan bahasa. Kadang-kadang kita tidak bisa langsung menerjemahkan macam-macam warna dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa memasukkan sedikit perubahan pada maknanya.
Jenis warna [menurut Berlin dan Kay] tergantung pada beragamnya budaya dan teknologi [peralatan] yang digunakan.
2 kesimpulan tentang jenis warna:
1. tidak perduli jenis bahasa apa yang digunakan orang, spectrum warna disusun secara sitematis.
2. suatu budaya mempunyai tipikal/jenis warna konsisten dan seragam yang disepakati oleh masyarakat pengguna.
Teori Prototype
Konsep-konsep sering dianggap sebagai prototype yang mana masyarakat kenyataannya mengklasifikasi suatu obyek secara konsisten berdasarkan jenis/macamnya.
Menurut Hundson, teori prototype memberi kemungkinan, jika kita berkominikasi kita tidak hanya melihat konsep yang mungkin dibentuk tetapi bagaimana kita memperoleh kompetensi social dalam penggunaan bahasa. Jadi saat kita berbicara kita harus menyesuaikan bahasa dengan situasi dan lawan bicara yang memandang konsep itu.
Tabu dan eufimisme
Kosakata Tabu ialah kosakata yang dianggap tidak pantas untuk diucapkan yang disebabkan alasan magis, kode moral, dan penghindaran dari sesuatu yang merugikan anggota kelompok. Beberapa kasus Bahasa Tabu muncul dalam kondisi Bilingual [haas, 1951], misal: orang Thailand tabut mengucapkan “yet” dalam Bahasa Inggris karena “jed” dalam Bahasa Thai berarti bersenggama.
Eufimisme ialah kondisi dimana masyarakat menghindari kata-kata tabu dengan memperhalus kosakata. Dengan mewadahi kata-kata tabu [mewujudkan kosakata dalam bentuk kosakata lain], eufimisme lebih sering digunakan dalam masyarakat.
Eufimisme memberi kenetralan masyarakat dalam mengungkapkan kosakata yang tidak enak didengar sehingga menjadi kosakata yang pantas diucapkan.
sumber : http://www.untukku.com/artikel-untukku/bahasa-dan-budaya-untukku.html
0 التعليقات:
إرسال تعليق
silahkan kasih pesan atau komentar untuk blog ini.....